BABELTODAY.COM (PANGKALPINANG) — || Dua Tokoh Presidium Pembentukan Provinsi Bangka Belitung, Agus Adaw dan Johan Murod, lantang menyoroti gaduh yang disebabkan pernyataan dan kinerja Pj Gubernur Suganda Pandapotan Pasaribu akhir-akhir ini.
Kepada awak media ini, Jumat (18/8/2023) malam, Agus Adaw mengatakan saat ini kondusifitas Babel sedang dipertaruhkan lantaran munculnya prokontra terhadap Pj Gubernur Suganda Pandapotan Pasaribu.
“Saat ini ada kelompok yang pasang badan membela Pj Gubernur Suganda agar tidak terdepak dari jabatannya. Di kubu lain ada tokoh masyarakat yang akan ke DPRD membawa aspirasi masyarakat yang tak lagi simpatik dengan Pj Suganda lantaran bikin gaduh dengan segala kontroversinya,” ungkap Agus Adaw.
Menurutnya kondisi tersebut menjadi preseden buruk karena selama ini Kepulauan Babel sangat kondusif. “Sejak kehadiran Suganda dengan bermacam kontroversinya, Babel jadi tambah gaduh. Apalagi dengan munculnya dua kubu yang pro dan kontra,” ujarnya
Agus Adaw menegaskan, sah-sah saja jika kemudian muncul kelompok yang ingin pasang badan untuk Suganda.
“Itu hak mereka. Sah-sah saja ini. Kita tidak boleh larang mereka. Silakan mereka bersuara,” tandasnya.
Lebih lanjut dikatakan Agus Adaw, munculnya kelompok Bangka Belitung Peduli yang diinisiasi oleh sejumlah tokoh masyarakat, yang ingin memperjuangkan agar Pj Gubernur Suganda lengser, hadir untuk mengkritisi dan menyampaikan aspirasi masyarakat yang selama ini tertutup.
“Mestinya ini kerja DPRD Babel. Kalau dari awal DPRD Babel tanggap, tak akan ada protes begini. Sudah berbulan-bulan kontroversi dan gaduh ini didiamkan oleh DPRD Babel, jadi jangan salahkan rakyat bicara,” jelasnya.
Selain DPRD Babel, lanjut Agus, Mendagri juga harus bertanggung jawab jika buntut dari gaduh soal Suganda ini menciptakan disharmonisasi di tengah masyarakat Babel.
“Mendagri juga harus bertanggung jawab karena mengutus orang yang tidak sesuai ekspektasi masyarakat Babel,” tegasnya.
Ia berharap, gerakan Bangka Belitung Peduli yang diinisiasi sejumlah tokoh Babel tersebut, terus dilanjutkan dan tak berhenti kendati ada pihak-pihak yang mengcounter.
Ia juga menyarankan agar Pj Gubernur Suganda bertabayyun dengan dirinya sendiri.
“Apa Suganda tega lihat Babel bertambah gaduh. Sebelumnya kondusif, gara-gara ada gaduh ini, masyarakat Babel jadi terpecah, tolong renungkan ini,” harap Agus.
Sementara itu, Tokoh Presidium Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Johan Murod menegaskan, awalnya masyarakat Babel sangat wellcome dengan kehadiran Pj Gubernur Suganda Pandapota Pasaribu.
“Tapi akhir-akhir ini akibat gaduh ini, Pj Gubernur Suganda sudah kehilangan simpatiknya di masyarakat Babel. Jangan sampai ada sejarah Pj Gubernur Kepulauan Bangka Belitung dimundurkan oleh masyarakat Babel. Jadi saya harap Suganda harus banyak-banyak instrospeksi diri,” kata Johan.
Dalam kesempatan itu Johan Murod juga mempertanyakan mandegnya penanganan sejumlah persoalan krusial di Bangka Belitung saat ini.
Menurut Johan, sejumlah persoalan yang bersinggungan dengan kepentingan publik dan masa depan Bangka Belitung itu terkesan dibiarkan oleh pemangku kebijakan.
Padahal lanjut Johan, Pj Gubernur Babel, Suganda Pandapotan Pasaribu sudah mencanangkan program Gule Kabung (Gubernur Langsung Eksekusi Kerja Bersama Membangun Bangka Belitung) sebagai ‘senjata’ untuk mempercepat penyelesaian persoalan krusial di Babel.
Namun lanjut Johan, program Pj Gubernur ini bagaikan janji-janji yang tak jelas penyelesaiannya.
“Akhir-akhir ini saya sering ditelepon oleh masyarakat. Mereka mempertanyakan banyak persoalan yang tak kunjung diselesaikan. Ternyata Program Gule Kabung yang diusung oleh Suganda tidak cukup sakti menyelesaikan persoalan di Babel ini,” tegas Johan Murod.
Ia mencontohkan, persoalan yang tak kunjung diselesaikan tersebut seperti pengerukan Muara Jelitik, pembangunan Monumen Depati Amir, dan soal dugaan maladministrasi penempatan Warek II IAIN SAS Babel.
Pj Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Suganda Pandapotan Pasaribu, hingga berita ini diturunkan belum merespon konfirmasi yang dikirim oleh media ini. (*)