Oleh : Adinda Putri Nabiilah SH (Alumni Unsri 2023)
Industri pertambangan timah telah lama menjadi tulang punggung perekonomian Bangka Belitung sejak kran tambang rakyat dilegalkan oleh negara atau tidak anggap sebagai komoditi strategis oleh negara. PT Timah Tbk, sebagai raksasa dalam industri ini, memiliki peran vital dalam mengelola sumber daya alam yang berharga di wilayahnya.
Sayangnya, di tengah potensi ekonomi yang melimpah, praktik pertambangan timah ilegal telah menunjukkan dampak serius bagi keberlanjutan dan reputasi PT Timah Tbk.
Bukan tidak mungkin penambangan ilegal atau pejarahan pasir timah dengan sistem “Koordinasi” yang rapi akan membangkrutkan perusahaan ini, jika kita tidak mempunyai empati untuk bersama-sama berkomitmen menanamkan jiwa Merah Putih bukan sekedar di dada tapi harus dari Hati Sanubari kita.
*Kerugian Finansial: Menghitung Biaya Yang Tidak Terbayangkan*
Salah satu dampak utama dari kegiatan tambang timah ilegal terhadap PT Timah Tbk adalah kerugian finansial yang signifikan. Pertama-tama, kegiatan ilegal ini menyebabkan penurunan produksi timah secara drastis. Produksi ilegal yang tak terkontrol menghambat efisiensi operasional perusahaan dan mengakibatkan hilangnya potensi penghasilan dari sumber daya yang sebenarnya sangat berharga.
Selain penurunan produksi, kerugian finansial juga terkait dengan harga jual timah. Kegiatan ilegal cenderung mengarah pada penurunan harga timah di pasar, mengganggu stabilitas pendapatan PT Timah Tbk. Para pelaku ilegal, tanpa mempedulikan dampak ekonomi jangka panjang.
Meskipun, smelter swasta cenderung membeli pasir timah dengan harga yang tinggi namun hanya segelintir orang atau kelompok yang menikmati keuntungannya, tentunya hal menghancurkan dinamika pasar dan mengancam posisi PT Timah Tbk sebagai pemain utama di industri ini.
Tentunya beban biaya produksi, pajak dan lainnya yang ditanggung oleh smelter tidak sebesar dengan kewajiban yang ditanggung PT Timah Tbk.
Selain kerugian langsung dalam bentuk pendapatan, PT Timah Tbk juga harus menghadapi biaya pemulihan dan rehabilitasi lingkungan. Pertambangan ilegal seringkali dilakukan tanpa memperhatikan prinsip-prinsip keberlanjutan dan merusak ekosistem alam. Akibatnya, perusahaan harus mengeluarkan biaya yang signifikan untuk memulihkan dan merehabilitasi area yang telah dirusak, termasuk memulihkan tanah dan air yang terkontaminasi akibat aktivitas ilegal tersebut.
*Reputasi: Modal Berharga Dalam Bisnis*
Reputasi adalah aset yang tak ternilai dalam dunia bisnis. PT Timah Tbk telah membangun reputasi sebagai perusahaan pertambangan timah yang berkomitmen pada praktik berkelanjutan dan bertanggung jawab. Namun, kegiatan tambang timah ilegal dapat dengan cepat merusak dan meruntuhkan fondasi reputasi ini. Dalam era informasi yang terhubung, kabar tentang praktik ilegal dan dampak negatifnya dapat menyebar dengan cepat, mengakibatkan keraguan dan ketidakpercayaan dari masyarakat, mitra bisnis, dan pasar internasional.
Reputasi PT Timah Tbk sebagai perusahaan yang peduli terhadap lingkungan dan masyarakat menjadi tercoreng akibat asosiasi dengan praktik-praktik ilegal yang merusak. Pelanggan dan mitra bisnis cenderung mencari hubungan dengan perusahaan yang memiliki integritas dan komitmen terhadap etika bisnis. Kehilangan kepercayaan dari para pemangku kepentingan ini dapat berdampak negatif pada hubungan bisnis dan peluang kerjasama di masa depan.
*Dampak Jangka Panjang dan Risiko Berkelanjutan*
Dampak kerugian finansial dan reputasi dari kegiatan tambang timah ilegal bukanlah masalah yang hanya bersifat sementara. Implikasinya dapat terasa dalam jangka panjang dan bahkan mengancam kelangsungan PT Timah Tbk sebagai perusahaan. Kerugian finansial dapat menghambat investasi dan pengembangan operasional perusahaan, yang pada gilirannya mempengaruhi pertumbuhan jangka panjang.
Di sisi lain, reputasi yang tercoreng dapat membawa risiko berkelanjutan. Perusahaan mungkin kesulitan dalam menarik investasi, menjalin kemitraan strategis, atau memasuki pasar internasional. Keraguan yang muncul dari praktik ilegal dapat membentuk persepsi bahwa PT Timah Tbk tidak memiliki komitmen terhadap praktik bisnis yang bertanggung jawab, menghambat kemampuan perusahaan untuk mendapatkan dukungan dan kepercayaan yang diperlukan dari para pemangku kepentingan.
*Langkah untuk Mengatasi Dampak Negatif*
Mengatasi dampak negatif dari kegiatan tambang timah ilegal terhadap PT Timah Tbk membutuhkan tindakan tegas dan berkelanjutan. Pertama-tama, penegakan hukum yang kuat terhadap pelaku ilegal harus menjadi prioritas. Kerjasama yang erat dengan pihak berwenang untuk menghentikan dan menghukum para pelaku ilegal perlu ditingkatkan, untuk memastikan bahwa aktivitas ilegal tidak lagi menghancurkan pasar dan reputasi perusahaan.
Selanjutnya, PT Timah Tbk perlu meningkatkan pengawasan internal dan tata kelola bisnis. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam rantai pasokan timah, serta memastikan bahwa praktik pertambangan berkelanjutan diterapkan secara konsisten, dapat membantu membangun kembali kepercayaan masyarakat dan pasar.
Komunikasi aktif dengan para pemangku kepentingan juga sangat penting. PT Timah Tbk harus berkomunikasi secara terbuka tentang langkah-langkah yang diambil perusahaan dalam mengatasi dampak negatif dari kegiatan tambang timah ilegal. Menjelaskan tindakan konkret yang diambil untuk memulihkan kerugian finansial dan reputasi, serta membangun kembali fondasi keberlanjutan dan integritas perusahaan.
Dalam upaya untuk mengatasi kerugian finansial, PT Timah Tbk dapat mempertimbangkan untuk melakukan diversifikasi sumber pendapatan. Mengembangkan inovasi dan produk-produk bernilai tambah dari timah, serta eksplorasi potensi tambang lain yang legal dan berkelanjutan, dapat membantu mengurangi ketergantungan pada pendapatan dari penjualan timah. Selain itu, perusahaan dapat bekerja sama dengan pemerintah daerah dan lembaga internasional untuk mencari sumber dana dan investasi yang dapat digunakan untuk pemulihan dan rehabilitasi lingkungan.
Dalam hal reputasi, PT Timah Tbk perlu aktif berkomunikasi dengan para pemangku kepentingan tentang langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi dampak dari kegiatan tambang timah ilegal. Mengadopsi pendekatan terbuka dan transparan dalam berkomunikasi mengenai perbaikan operasional, komitmen terhadap keberlanjutan, dan partisipasi dalam inisiatif sosial serta lingkungan dapat membantu membangun kembali kepercayaan dan mendapatkan dukungan dari masyarakat dan mitra bisnis.
Selain itu, perusahaan perlu memperkuat kerjasama dengan pemerintah dan penegak hukum dalam menangani praktik tambang ilegal. Kolaborasi yang erat dengan pihak berwenang dalam penegakan hukum terhadap pelaku ilegal, serta mendukung inisiatif untuk memperketat pengawasan dan regulasi terhadap aktivitas pertambangan, akan membantu menciptakan lingkungan bisnis yang lebih stabil dan berkelanjutan.
Langkah berkelanjutan yang diambil oleh PT Timah Tbk harus diperkuat oleh komitmen yang kuat terhadap praktik pertambangan berkelanjutan. Mengadopsi teknologi dan metode pertambangan yang ramah lingkungan, serta menerapkan praktik pengelolaan yang bertanggung jawab terhadap limbah dan dampak lingkungan, akan membantu mengurangi dampak negatif dan membantu membangun citra perusahaan sebagai pelaku utama dalam industri yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan.
Tidak kalah penting, perusahaan harus melibatkan aktif masyarakat dan kelompok pemangku kepentingan dalam upaya-upaya perbaikan. Mendorong partisipasi masyarakat dalam pengawasan dan pemantauan aktivitas pertambangan, serta mendengarkan aspirasi dan masukan dari berbagai pihak, akan membantu PT Timah Tbk dalam mengambil keputusan yang lebih baik dan mengakomodasi kepentingan berbagai stakeholder.
Kesimpulannya, dampak dari kegiatan tambang timah ilegal terhadap PT Timah Tbk tidak dapat diabaikan. Kerugian finansial dan reputasi yang diakibatkannya dapat berdampak jangka panjang terhadap kelangsungan perusahaan. Namun, dengan tindakan tegas, komitmen yang sungguh-sungguh, dan kerjasama yang erat dengan semua pemangku kepentingan, perusahaan dapat mengatasi dampak negatif tersebut dan membangun kembali fondasi keberlanjutan, integritas, dan kepercayaan dalam menjalankan operasionalnya. Upaya ini tidak hanya akan menguntungkan PT Timah Tbk, tetapi juga akan memberikan dampak positif yang lebih luas bagi masyarakat dan lingkungan di Bangka Belitung.
Tulisan ini saya persembahkan kepada PT Timah Tbk yang berulang tahun ke-47 “Selaras & Kerja Keras, Mengeloh Timah, Membangun Negeri.” (**)