Babeltoday.com, Pangkalpinang — Musyawarah Wilayah (Muswil) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bangka Belitung 2025 resmi menetapkan dr. Arinal Pahlevi, Sp.THT, MARS sebagai Ketua IDI Wilayah Babel terpilih.
Dalam pemilihan yang berlangsung melalui sidang pleno di Grand Safran Hotel Pangkalpinang, dr. Arinal unggul setelah bersaing dengan kandidat lainnya, dr. Andri Nurtito.
Ditemui usai pleno, dr. Arinal menyampaikan rasa syukur sekaligus komitmennya untuk menjalankan amanah besar tersebut.
Dengan salam khas “Salam Sehat, Salam Satu IDI”, ia memperkenalkan diri sebagai dokter spesialis THT yang kini mengemban kepercayaan sebagai ketua wilayah.
Di momen itu, ia menyinggung rasa kehilangan mendalam terhadap Ketua IDI Wilayah sebelumnya, almarhum dr. Adi Sucipto, Sp.B.
“Beliau kalau dinilai 0 sampai 100, bagi saya nilainya 100. Kami belum selesai menjadi murid beliau,” ujarnya dengan suara berat.
Menurutnya, banyak pemikiran baik almarhum yang akan terus dilanjutkannya dalam kepengurusan ke depan.
*Menguatkan Organisasi di Tengah Perubahan Regulasi*
Memasuki masa kepemimpinannya, dr. Arinal menegaskan bahwa ada dua fokus besar IDI Babel ke depan: penguatan internal dan perluasan kolaborasi eksternal.
Ia menyoroti perubahan regulasi dan dinamika organisasi yang muncul pasca hadirnya UU Kesehatan Nomor 17.
“Banyak hal tidak lagi sama seperti dulu. Sekarang dokter bisa praktik tanpa regulasi dari IDI. Itu keputusan pemerintah dan kita taat hukum. Namun, saya harus memastikan anggota tetap merasa bagian dari IDI, tetap menoleh ke IDI, dan merasakan manfaatnya,” jelasnya.
Baginya, tantangan terbesar bukan sekadar perubahan sistem, melainkan memastikan kekompakan dan loyalitas anggota tetap kokoh.
*Perluas Kolaborasi Lewat Skema Hexahelix*
Untuk faktor eksternal, dr. Arinal berkomitmen membangun kolaborasi lintas sektor.
Menurutnya, IDI Babel harus membuka ruang kerja bersama pemerintah, swasta, serta para tenaga kesehatan lain seperti perawat, dokter gigi, dan profesi medis pendukung.
“Kita bagian dari profesional di bidang kesehatan. Pemerintah sekarang mengedepankan hexahelix. Di dalamnya ada unsur profesional, dan IDI harus hadir kuat di sana,” tuturnya.
*Sikap IDI Babel dalam Kasus dr. Ratna*
Ketika ditanya mengenai komitmen IDI dalam memperjuangkan anggotanya, terutama dalam kasus kriminalisasi yang menimpa dr. Ratna, dr. Arinal memberikan penjelasan tegas.
Ia menyebut bahwa dinamika regulasi baru telah menyebabkan banyak kewenangan bergeser, termasuk peran Majelis Disiplin Profesi (MDP) yang memiliki rekomendasi kuat dalam kasus tersebut.
“Itu regulasinya sudah jelas. Kita tidak bisa minta aturan diubah ke belakang. Tapi yang harus dipikirkan adalah bagaimana yang terbaik bagi beliau (dr. Ratna). Di situlah kami hadir,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa PB IDI telah turun langsung memberikan pendampingan dan mediasi.
Sebagai ketua wilayah, ia menegaskan IDI Babel akan tetap hadir untuk melindungi dan memperjuangkan anggotanya dalam koridor hukum yang berlaku.
Di akhir wawancara, ia kembali mengingat pesan almarhum dr. Adi Sucipto.
“Kalau almarhum sudah membuat garis, maka tugas kami adalah jangan kurang dari garis itu. Kalau tidak bisa lebih, minimal jangan kurang.” pungkasnya (Mung Harsanto/*).