BabelToday.com, Pangkalpinang – Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung (UNMUH Babel) menghadapi sorotan publik terkait tindakan salah satu pegawainya, SW, yang diduga terlibat kasus isu SARA. Kasus ini memicu perbincangan luas dan bahkan telah dilaporkan ke pihak kepolisian, yang juga menyinggung nama baik institusi. Jumat (1/11/2024).
Rektor UNMUH Babel, Fadillah Sabri, akhirnya memberikan tanggapan resmi terkait isu ini dalam wawancara pada Jumat, 1 November 2024, untuk menegaskan bahwa universitas tetap komitmen pada integritas dan netralitas.
Menurut Fadillah, tindakan SW merupakan tindakan pribadi dan sama sekali tidak berkaitan dengan institusi UNMUH Babel.
“Apabila dilakukan di luar jam kerja, tentu itu menjadi hak pribadinya. Jika kemudian terbukti melanggar hukum atau melanggar etika akademik, kami akan bertindak tegas, termasuk kemungkinan pemecatan,” kata Fadillah.
Namun, ia menegaskan bahwa institusi menghormati asas praduga tak bersalah, sehingga tidak akan memberikan sanksi sebelum ada keputusan hukum yang tetap.
Fadillah juga mengingatkan bahwa akar permasalahan ini berasal dari percakapan pribadi di dalam grup WhatsApp yang menyebar hingga ke media sosial dan publik.
Ia menilai bahwa penyebaran informasi tanpa konfirmasi bisa berdampak merugikan citra UNMUH Babel secara tidak adil. “Ini adalah ujian bagi institusi kami. Hendaknya serangan hanya diarahkan ke individu yang terlibat, bukan ke institusi,” tegas Fadillah.
Saat ditanya kemungkinan tindakan hukum untuk menjaga nama baik UNMUH Babel, Fadillah menyebut bahwa pihaknya masih mempertimbangkan langkah tersebut.
“Jika situasi berkembang dan dampak negatif terhadap institusi makin besar, maka kami tak segan mengambil tindakan yang perlu,” jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa UNMUH Babel tetap mematuhi arahan pimpinan pusat Muhammadiyah yang menolak terlibat dalam politik praktis.
“Muhammadiyah menginstruksikan kami untuk tidak memihak dalam Pilkada, dan kami berpegang teguh pada prinsip itu,” ucapnya.
Pernyataan ini diperkuat dengan kritiknya terhadap berbagai pihak yang berusaha mengaitkan UNMUH Babel dalam polemik politik lokal.
Di penghujung wawancara, Fadillah menekankan pentingnya peran media dalam menyajikan pemberitaan yang bijak dan faktual.
Ia berharap agar media tidak terlalu mengaitkan masalah pribadi SW dengan institusi UNMUH Babel. Selain itu, ia juga mendorong SW untuk melapor ke pihak berwenang jika merasa tertekan oleh situasi ini.
Fadillah menekankan bahwa UNMUH Babel tetap berdedikasi untuk menjaga integritas sebagai lembaga pendidikan yang berkualitas dan netral.
“Kami ingin menjadi institusi yang dipercaya, yang tidak mudah terpengaruh isu-isu di luar tugas utama kami dalam mendidik,” ujarnya.
Ia mengajak semua pihak untuk menjaga suasana yang kondusif demi mendukung kemajuan pendidikan di Bangka Belitung.
“Mari kita bersama-sama meredam perbedaan agar tidak menciptakan konflik. Pendidikan harus menjadi pusat pengembangan moral dan intelektual, bukan ajang politisasi yang merusak keharmonisan masyarakat,” tambahnya.
Fadillah mengakhiri wawancara dengan mengingatkan publik agar tidak mudah terprovokasi oleh isu yang belum terverifikasi kebenarannya.
Ia berharap kasus ini dapat diselesaikan secara bijak tanpa merusak persatuan di tengah masyarakat. “UNMUH Babel akan terus menjaga prinsip keadilan dan profesionalisme dalam menghadapi segala tantangan, terutama dalam melindungi citra dan integritas sebagai institusi pendidikan,” pungkasnya.
Dengan pernyataan ini, UNMUH Babel berharap dapat menjaga kepercayaan publik dan menguatkan komitmen untuk tidak terjebak dalam polemik yang berpotensi mengganggu kedamaian masyarakat dan lingkungan akademik. (Sumber : Rumah Aspirasi Kotak Kosong, Editor : KBO Babel).