Foto : Mantan Kepala Kejati Babel, Dr Hidayatullah SH MH (alm)
Penulis : Ryan Augusta Prakasa, S.Sos
(Ketua Perkumpulan Jurnalis Indonesia Demokrasi Bangka Belitung)
GENAP setahun lebih 2014 – 2015 engkau bertugas di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Seiring perjalanan waktu tak sedikit pula perkara/kasus yang kau usut demi menyelamatkan keuangan negara dari tangan kotor para koruptor.
Beragam perkara atau kasus tindak korupsi kau torehkan prestasi dalam upaya penegakan hukum di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini. Semua itu tentunya tak lepas dengan sikap dan keberanian kau tunjukan dalam upaya penegakan hukum di Bangka Belitung.
Hal ini mengingatkan pula bagi penulis tentang sebuah filosofi dari sastrawan/filsuf Indonesia, Buya Hamka, “Berani menegakkan keadilan, walaupun mengenai diri sendiri, adalah puncak segala keberanian”.
Filosofi ini pun laik kau tanamkan dalam diri. Namun, tak sedikit pula intimidasi maupun ancaman baik secara langsung maupun hal ghoib (santet) dari segelintir orang yang tak menyukai lantaran tindak kejahatannya tercium olehmu.
Bahkan penulis pun masih ingat ketika masih menjalani tugas sebagai wartawan di sebuah perusahaan media terbesar di Bangka Belitung (harian Bangka Pos/Kompas Group) pernyataan yang mengejutkan sempat kau lontarkan kepada penulis ketika itu dirimu pernah mendapat perlakuan tak menyenangkan dari sekelompok oknum.
“Pernah di rumah dinas ada kejadian. Foto saya di dinding rumah dinas terdapat barang seperti jarum dan itu jumlahnya cukup banyak. Entah siapa yang berbuat seperti ini?. Allah SWT Maha Pelindung. Saya hanya bisa berserah diri,” ucapmu di hadapan penulis ketika penulis berkesempatan bertandang ke kediaman dinas Kepala Kejaksaan Tinggi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di kawasan Air Itam, Kita Pangkalpinang sekitar 7 tahun silam lalu.
Seketika itu pula penulis pun terperangah tatkala dirimu menceritakan kejadian di luar dugaan tersebut. Namun raut wajahmu saat itu justru tak sedikit pun menunjukan rasa cemas dan takut. Sebaliknya dirimu hanya menanggapi dengan rendah diri.
Meski begitu, dengan tekad dan keberanianmu alhasil, beragam perkara atau kasus tindak korupsi di Kepulauan Bangka Belitung ini pun terkuak antara lain kasus proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Desa Air Anyir, Kabupaten Bangka senilai Rp 1 Trilliun.
Selain kasus korupsi lainnya proyek pengadaan ponton hisap pasir di Pelabuhan Perikanan pantai Sungailiat, tahun anggaran 2004. Dengan dugaan kerugian negara sekitar Rp 2,250 miliar termasuk perkara kasus Korupsi Penyelenggaran Pelan Olahraga Provinsi (POPROV) ke-3 tahun anggaran (TA) 2010 yang diselenggarakan di Kabupaten Bangka Selatan senilai Rp 40 M.
Perkara kasus tindak korupsi merugikan keuangan negara hingga miliaran rupiah (POPROV III Basel) bersumber dari dana Hibah KONI Bangka Selatan ini pun akhirnya ‘mengharumkan’ nama institusi Korp Adhyaksa (Kejaksaan) lantaran pihak institusi Adhyaksa berhasil menjebloskan para koruptor ke dalam sel penjara.
Di sela kesibukan pun kau masih menyempatkan diri guna meluangkan waktu bersama para wartawan yang biasa meliput di intansi yang kau pimpin saat itu. Sedemikian rupa kegiatan acara kau kemas dengan tema Coffee Morning di gedung kantor Kejaksaan Tinggi Kepulauan Bangka Belitung hingga kau tampil begitu bersahaja dan memberikan inspirasi dalam obrolan seputar penegakan hukum.
Namun seiring perjalanan waktu pula kini dirimu telah berpulang untuk selamanya hingga rasa duka cita pun menyelimuti kami segenap para wartawan Bangka Belitung yang mengenalmu begitu merindukan sosok penegak hukum yang berani dalam menjalani tugas.
Tiada kata yang lebih berharga dan bermakna selain mengucapkan ‘Selamat Jalan Sang Pendekar Adhyaksa. Semoga Allah SWT memberikan tempat terbaik bagimu’.