“Saya justru tak percaya jika tokoh-tokoh ini belakangan dicap sebagai pemecah belah, bergerak karena ada kepentingan, intoleran dan lain-lain. Saya kenal betul kredibelitas dan kapabelitas mereka. Jadi janganlah dibelok-belokkan isunya”
BABELTODAY.COM (PANGKALPINANG) — || Polemik seputar kegaduhan yang ditengarai oleh pernyataan kontroversial dan kebijakan Pj Gubernur Suganda Pandapotan Pasaribu, terus bergulir dan menjadi sorotan banyak pihak.
Setelah kemarin, Senator Bangka Belitung Komisi I DPD RI, Darmansyah Husein angkat bicara dan mengaku telah menyampaikan persoalan kegaduhan dari berbagai statemen Suganda Pandapotan Pasaribu ke Mendagri, hari ini Sabtu (9/9/2023), giliran Senator Ustaz H. Zuhri M. Syazali, Lc., MA angkat bicara.
Dalam momen dialog dengan sejumlah pengurus dan aktivis masjid di Pangkalpinang, Anggota DPD RI Komisi II itu menegaskan, empat orang Senator asal Babel kompak atau satu suara dalam mencermati kegaduhan yang ditengarai oleh pernyataan kontroversial dan kebijakan Pj Gubernur Suganda.
“Insya Allah kita (Anggota DPD RI Dapil Babel) satu suara. Dan mensupport penuh apa yang sedang dikritisi oleh para senior Forum Bangka Belitung Peduli (FBBP) terhadap Pj Gubernur Suganda,” tegas Ustaz Zuhri.
Menurut Ustaz Zuhri, apa yang disedang disuarakan oleh FBBP adalah bentuk konkrit yang sedang dirasakan oleh masyarakat Bangka Belitung saat ini.
“Kalaupun selama ini saya belum hadir di setiap pertemuan FBBP dan belum berbicara tentang gaduh ini, bukan berarti saya tak peduli. Namun saya pastikan bahwa saya adalah bagian daripada perjuangan para senior itu,” ungkap Wakil Bupati Bangka Barat Periode 2005-2010 dan Bupati Bangka Barat Periode 2010-2015 ini.
Diakui oleh Ustaz Zuhri, terkait persoalan Pj Gubernur ini, Senator Dapil Bangka Belitung, tetap konsen dan peduli.
“Kalau dinilai lambat merespon ya tidak juga. Kita juga kan harus ada aturan, harus satu pintu. Selaku yang duduk di Komisi I, Pak Darmansyah paling berwenang bicara karena memang bidang beliau. Kemarin beliau sudah bicara ke media dan menyampaikan sudah melaporkan prihal ini ke Mendagri. Kita dukung, kita support sekaligus akan kita kawal bersama,” katanya.
Menurut Ustaz Zuhri, jika sejak awal Pj Gubernur bersikap legowo dan arif menilai kritisi yang ditujukan kepadanya sebagai sebuah masukan yang berarti, tentu persoalan tak melebar sejauh ini.
“Harusnya kan di awal-awal kemarin Pak Pj Gubernur juga harus introspeksi dan evaluasi. Jadikan kritisi dari para tokoh itu sebagai masukan agar ke depan lebih baik lagi. Kalau memang dirasakan ada yang keliru, ya diperbaiki segera. Jangan kesannya anti kritik dan dilawan. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mau mendengar aspirasi dari rakyatnya. Begitulah demokrasi,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Ustaz Zuhri juga mengatakan kalau dirinya tak meragukan lagi kredibelitas dan kapabelitas sejumlah tokoh FBBP yang mengkritisi sikap dan sejumlah kebijakan Pj Gubernur yang dinilai kontroversial tersebut.
“Saya yakin mereka berniat baik. Kritisi yang diberikan karena mereka ingin di tangan Pj Gubernur Suganda Babel ini lebih baik. Saya justru tak percaya jika tokoh-tokoh ini belakangan dicap sebagai pemecah belah, bergerak karena ada kepentingan, intoleran dan lain-lain. Saya kenal betul kredibelitas dan kapabelitas mereka. Jadi janganlah dibelok-belokkan isunya,” harap Ustaz Zuhri.
Dia juga berjanji untuk memantau dan mengawal aspirasi yang sudah disampaikan FBBP ke Mendagri beberapa hari lalu.
“Pasti kita kawal. Para tokoh Babel di Jakarta, saya kira juga, tak akan tinggal diam. Insya Allah mereka juga akan bergerak dengan cara mereka sendiri ke Mendagri,” tutup Ustaz Zuhri.
Di tempat yang sama, pengurus salah satu Majelis Masjid di Pangkalpinang, yang juga pensiunan Dosen Universitas Bangka Belitung, Muhammad Tanggung, MSi, mensinyalir ada upaya pengalihan isu terkait aspirasi yang disampaikan tokoh di FBBP.
“Sekarang terkesan dari polemik ini, sudah muncul pro dan kontra. Bahkan ada semacam upaya pengalihan isu dari substansi yang diaspirasikan sebelumnya. Ini tidak baik karena akan mengancam kondusifitas di Babel,” katanya.
Menurut Muhammad Tanggung, substansi aspirasi yang disampaikan oleh tokoh FBBP adalah sebatas mengkritisi sejumlah kontroversial dan kebijakan Pj Gubernur Suganda.
“Puncaknya mereka meminta Mendagri untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja Pak Pj Gubernur. Tapi belakangan, oleh kelompok tertentu, ini ditarik ke persoalan SARA dan intoleran sehingga tambah runyam. Padahal dari awal tidak begitu,” ungkapnya.
Dikatakan Muhammad Tanggung, masyarakat Babel sangat menghargai keberagaman dan sangat toleran.
“Bicara intoleran saya kira sudah selesai itu. Masyarakat Babel tidak mempermasalahkan agamanya apa, sukunya apa. Yang diharapkan adalah intelektualitas, etika dan moralnya. Kemudian junjung tinggi petuah dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Bukan saatnya lagi bicara SARA dan intoleran. Saya sangat yakin para tokoh itu sedang berjuang agar Babel lebih baik, bukan mau bikin rusak Babel,” tandasnya. (Ihsan Mokoginta/KBO Babel)