Berguru Ilmu Jurnalistik Mahasiswa UNY Datangi Ketua PJID Di Babel

0 134

Foto : Ryan Augusta Prakasa (tengah) menyempatkan pose bersama mahasiswa UNY. (Rama)

* Sempat Tanya Wartawan Apa Boleh Terima Amplop?

PANGKALPINANG,Babeltoday.com – Jurusan Ilmu Komunikasi sampai sekarang masih menjadi salah satu prodi yang paling diminati oleh calon mahasiswa baru. Hal ini disebabkan karena komunikasi sendiri adalah salah satu bidang yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, sehingga selalu berkembang dan selalu dibutuhkan.

Jurusan Ilmu Komunikasi pun merupakan prodi yang mempelajari tentang bagaimana proses penyampaian pesan secara efektif agar dapat sampai kepada sasaran yang dituju. Selain itu, jurusan Ilmu Komunikasi pun mempelajari komunikasi dalam berbagai tingkatan, seperti antar individu, media, dan lain sebagainya, bahkan terkait pula dengan jurnalistik.

Seperti halnya dua mahasiswa asal Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Ghama Ramadhan dan Ridha Maharani. Kedua mahasiswa semester II jurusan Ilmu Komunikasi, Jumat (31/3/2022) siang mendatangi gedung Kantor Berita Online Bangka Belitung (KBO Babel).

 

Kedatangan dua mahasiswi ini tak lain guna bermaksud mewawancarai ketua Perkumpulan Jurnalis Indonesia Demokrasi Provinsi Bangka Belitung (PJI Demokrasi Babel), Ryan Augusta Prakasa.

Dua mahasiswa ini pun langsung mendapat respon bahkan disambut baik oleh Ryan Augusta Prakasa setiba di gedung kantor KBO Babel siang itu yang beralamat di jalan Pulau Bangka, Komplek Citra Square, Kelurahan Air Itam, Kota Pangkalpinang.

Usai disambut, lalu seorang dari dua mahasiswa tersebut, Gama Ramadhan sempat mengutarakan maksud kedatangan mereka berdua menemui ketua PJI Demokrasi Babel yang tak lain untuk melakukan wawancara langsung guna memenuhi tugas pendidikan di kampus UNY.

 

* Jurnalis Itu Ibarat ‘Mesin Foto Kopi’

Beragam pertanyaan pun dilontarkan oleh dua mahasiswa ini di hadapan Ryan Augusta Prakasa, namun sejumlah pertanyaan itu seputar tugas seorang jurnalistik termasuk kaidah dan kode etik jurnalistik termasuk pengalaman ketua PJI Demokrasi Babel selama hampir 20 tahun menekuni profesi jurnalistik.

Ryan pun dengan gaya lugas memberikan penjelasan setiap pertanyaan yang dilontarkan kepadanya. Begitu pula soal tugas atau peran profesi seorang jurnalistik menurut Ryan fungsi seorang jurnalistik diibaratkanya seperti ‘Mesin Foto Kopi’.

 

 

 

“Saya ibaratkan jurnalis itu bekerja seperti mesin foto kopi. Sebab kegiatannya antara lain merekam menyalin data termasuk menuangkan hal sesuai fakta,” terang Ryan di hadapan dua mahasiswa UNY tersebut.

Dari sejumlah pertanyaan mahasiswa tersebut justru satu pertanyaan yang membuat ketua PJI Demokrasi Babel ini sempat membuat hati tergelitik. Pasalnya mahasiswa ini sempat menanyakan perihal apakah seorang jurnalis dilarang menerima amplop (uang — red) saat menjalankan tugas.

 

 

Mendapat pertanyaan tersebut, Ryan justru menegaskan jika hal itu tergantung dari situasi atau kondisi maupun korelasi yang terjadi saat itu. “Semisal jika dalam kontek meliputi kegiatan serimonial atau acara tertentu yang sifatnya acara biasa saya pikir jika dikasih amplop itu rezeki namanya,” katanya.

Sebaliknya seorang jurnalis dianggap melanggar kaidah dan kode etik jurnalistik menurut pendapatnya jika menerima amplop (sejumlah uang) dalam kontek pemberitaan kasus, sehingga jelas ini dianggapnya merupakan tindakan atau perbuatan yang tidak patut dilakukan oleh seseorang berprofesi sebagai jurnalis.

“Termasuk membuat berita-berita terkait kasus dengan tujuan tertentu atau dengan harapan mendapatkan sesuatu (sejumlah uang — red) maupun dengan trik penekanan terhadap narasumber maka jelas ini bentuk perbuatan yang melanggar dari kaidah maupun kode etik jurnalistik. Apalagi nekat melakukan tindak pemerasan hal ini akan terancam sanksi pidana,’ tegas Ryan.

Tak cuma itu, bahkan Ryan pun menerangkan profesi seorang jurnalis tentunya harus pula diimbangi dengan kepiawaian membaca situasi atau kondisi di lapangan saat menjalan tugas peliputan yang dianggap rawan resiko, serta pandai berperan atau menempatkan diri dalam situasi apapun saat bertugas.

“Namun yang terpenting dari semua itu yakni selalu bersikap jujur yang patut dipedomani oleh setiap jurnalis,” tandasnya.  (Tim KBO Babel)

Leave A Reply

Your email address will not be published.