DPRD Babel Pastikan 76 Korban TPPO dari Myanmar Pulang dengan Selamat, Satu Korban Sedang Hamil
BabelToday.com, Bangka Belitung – Sebanyak 76 warga Bangka Belitung menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Myanmar. Para korban kini telah berada di Indonesia setelah melalui proses penyelamatan yang panjang dan penuh tantangan. Salah satu korban yang merupakan warga Bangka diketahui sedang hamil.
Ketua DPRD Provinsi Bangka Belitung, Didit Srigusjaya, mengungkapkan bahwa dari total 76 korban, 75 orang berasal dari Pulau Bangka, sementara satu orang dari Belitung. Korban asal Belitung diketahui saat ini bekerja di Jakarta.
“Total ada 76 orang asal Provinsi Bangka Belitung, 75 orang asal Bangka dan satu orang asal Belitung. Untuk satu orang asal Belitung ini stay di Jakarta, untuk kerja di rumah makan,” ujar Didit Srigusjaya, Kamis (20/3/2025).
Kepulangan Korban ke Bangka Belitung
Sebagian besar korban dijadwalkan tiba di Bandara Depati Amir, Kota Pangkalpinang, pada Jumat (21/3/2025) pukul 14.45 WIB.
“74 orang dalam kondisi sehat, sedangkan satu di antaranya dalam kondisi hamil,” lanjut Didit.
Pernyataan serupa juga disampaikan Kepala Dinas Tenaga Kerja Provinsi Bangka Belitung, Elius Gani.
“Dari data sampai semalam, total ada 76 orang warga Provinsi Bangka Belitung,” katanya.
Sebelumnya, Didit menyambut langsung kepulangan sejumlah korban di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta. Proses pemulangan para korban ke Bangka Belitung menjadi prioritas agar mereka dapat segera berkumpul dengan keluarga.
“Alhamdulillah, masyarakat Bangka Belitung yang masuk dalam kasus TPPO sudah berada di tanah air dan sudah ada di Asrama Haji Pondok Gede,” ucap Didit.
Menurut Didit, sebanyak 38 korban telah tiba lebih dahulu di Jakarta. Kloter kedua dengan 30 orang lainnya dijadwalkan tiba di Asrama Haji pada pukul 17.00 WIB.
“Secepatnya, akan kita terbangkan ke Babel pakai pesawat Sriwijaya Air,” tambahnya.
Upaya pemulangan ini merupakan hasil koordinasi DPRD Bangka Belitung dengan pemerintah pusat dan berbagai lembaga terkait sejak awal kasus ini mencuat.
“Upaya panjang akhirnya membuahkan hasil, haru dan bahagia menyelimuti momen ini semoga kejadian serupa tidak terulang,” tutur Didit.
Langkah-Langkah Penanganan Korban
Pemerintah Provinsi Bangka Belitung menyatakan komitmennya untuk memberikan pendampingan psikologis kepada para korban. Hal ini dilakukan agar mereka dapat pulih secara fisik dan mental serta kembali beraktivitas normal di tengah masyarakat.
“Momen penyambutan ini diharapkan menjadi pengingat bagi semua pihak untuk terus memperkuat pengawasan dan pencegahan praktik TPPO, khususnya terhadap warga yang rentan menjadi target jaringan kejahatan transnasional,” ujar Didit.
Kasus TPPO ini melibatkan sindikat scammer online yang menjebak korban dengan iming-iming pekerjaan menggiurkan. Korban akhirnya terperangkap dalam situasi sulit di Myanmar.
Proses penyelamatan dan pemulangan para korban melibatkan kerja sama lintas sektor. Pemerintah pusat, DPRD Babel, dan lembaga terkait bersinergi untuk memastikan korban dapat kembali dengan selamat.
Pemerintah juga berkomitmen untuk memperketat pengawasan terhadap potensi TPPO di masa depan. Langkah ini diambil untuk melindungi masyarakat dari bahaya sindikat kejahatan transnasional yang kian marak.
Kepulangan para korban TPPO ini menjadi harapan baru bagi keluarga mereka di Bangka Belitung. Pemerintah berharap peristiwa serupa tidak akan terjadi lagi. (Sumber: Bangka Pos, Editor: KBO-Babel)