Edan! Aniaya Santri Dua Oknum Guru Pontren Nurul Falah Kini Jadi Terdakwa

2 794

Foto : Ilustrasi tindak kekerasan terhadap santri. (net)

BANGKATENGAH,BabelToday – Akibat perbuatannya, M Mughoni dan Sidik kini mesti meringkuk di sel rumah tahanan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tuatunu Kota Pangkalpinang lantaran kedua oknum guru (Uztad) di Pondok Pesantren Nurul Falah, Air Mesu, Kecamatan Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka Tengah (Bateng) diduga telah melakukan tindak perbuatan penganiayaan terhadap murid atau anak didiknya (santri) di Pondok Pesantren tersebut.

Menurut informasi yang berhasil dihimpun tim media BabelToday.com di lapangan serta sejumlah narasumber menyebutkan kejadian tersebut terjadi Sabtu (5/12/2020) malam di Pontren Nurul Falah.

Awalnya mulanya santri malang ini, Rz (12) atau murid kelas VII, Sabtu (5/12/2021) malam sekitar pukul 22.30 WIB saat itu membeli jajanan berupa minuman ringan (Teh Pucuk) di sebuah warung yang masih dalam lingkungan Pontren Nurul Fallah.

Seperti biasa korban memang kerap jajan makanan atau minuman di warung tersebut dengan bebas selama di Pontren setempat lantaran orang tua korban diketahui sering menitip sejumlah uang kepada pengelola warung tersebut, dengan maksud agar putranya dapat jajan makanan/minuman di warung setempat.

Saat itu korban usai mengambil barang jajanan (minuman ringan) di warung tersebut, korban pun seketika itu pula langsung bergegas keluar dari warung tersebut sambil membawa jajanannya dan langsung menuju ke tempat laundry Pontren setempat.

Namun tak lama kemudian datanglah seorang petugas keamanan (satpam) Pontren Nurul Falah dan tiba-tiba menghampirinya seraya langsung mengajak korban ikut ke kantor Pontren guna untuk dimintai keterangan terkait laporan dari pengelola warung adanya kehilangan barang di warung setempat.

Satpam pun seketika itu pula langsung melaporkan kepada pihak pengajar Pontren setempat. Akhirnya sejumlah santri di Pontren setempat malam itu pun ikut dikumpulkan oleh para pendidik guna ditanyai seputar kejadian malam itu.

Namun pada malam itu justru cuma dua orang santri yang diinterogasi di ruang kantor Pontren Nurul Falah yakni Rz (korban) dan dua santri lainnya. Malam itu para oknum guru yang menginterogasi yakni Uztad Rmd dan Uztad Ay.

Kedua Uztad ini (Rmd dan Ay) tak hanya menginterogasi namun melainkan menurut pengakuan para korban justru telah melakukan tindak kekerasan fisik.

Bahkan menurut pengakuan korban (Rz) jika saat kejadian malam itu sedikitnya ada 5 orang guru Pontren pun diduga turut melakukan tindak kekerasan fisik terhadap korban secara bersamaan atau pengeroyokan sejak pukul 10.30 WIB hingga menjelang Minggu (6/12/2020) pagi sekitar pukul 03.00 WIB.

Tak cuma mendapat perlakuan tindak kekerasan fisik, bahkan pada waktu yang sama pula korban (Rz) pun sebelumnya sempat mendapat perlakuan tak manusiawi yakni korban dipaksa mencium kaki seorang oknum guru Pontren Nurul Falah (Uztad Al), bahkan saat itu pula leher korban pun malah dijepit dengan kaki.

Biadabnya lagi seorang oknum Ustad Mgh saat kejadian malam itu menurut pengakuan korban justru diduga ikut pula memukul kepala korban dan santri lainnya dengan menggunakan gembok besi.

Akibat tindakan para oknum guru Pontren Nurul Falah tersebut korban pun saat itu mengalami pendarahan pada bagian hidung hingga bagian wajah (pelipis) korban pun mengalami lebam diduga akibat dipukul.

Kasus ini pun akhirnya terkuak lantaran seorang santri lainnya merupakan rekan korban melaporkan kejadian yang telah terjadi di Pontren Nurul Falah kepada orang tuanya, dan selanjutnya orang tua rekan korban pun melaporkan ke Fery orang tua Rz warga Kota Sungailiat, Kabupaten Bangka.

Mendapat laporan tersebut jika anak asuhnya (Rz) selaku orang tua kandung, Fery spontan merasa kaget dan kecewa atas kejadian dialami putra kesayangannya itu. Tanpa mengulur waktu, Fery pun langsung melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian (Polsek Pangkalan Baru).

Para oknum guru Pontren ini pun akhirnya diperiksa oleh pihak kepolisian Polsek Pangkalan Baru termasuk dua orang terdakwa (Mughoni dan Sidik). Namun dalam kasus ini justru hanya dua tersangka berkas perkara naik ke persidangan di PN Bangka Tengah atas dugaan tindak penganiayaan terhadap seorang santri (Rz).

Perkara ini pun saat ini masih dalam proses persidangan di PN Bangka Tengah, bahkan Rabu (14/4/2021) siang sidang kedua atas kasus tersebut kembali digelar yakni dengan agenda memeriksa keterangan para saksi namun ditunda.

“Utk sdang pkr tsb hari ini agenda utk mdengar kterangan saksi. Tpi pnyampaian PU di persidangan, saksi yg dpanggil hari ini tidak hdir. Utk itu sdang dtunda agenda mndengar ktrgan saksi Senin 19 April 2021,” kata Humas PN Bangka Tengah, Indira Patmi SH dalam pesan What’s App (WA) yang diterima, Rabu (14/4/2021) siang.

Sebelumnya orang tua korban (Rz) Fery sampai saat ini dirinya merasa shok sekaligus kecewa terkait kejadian yang telah menimpah putra kesayangannya (Rz) atas perlakuan para oknum guru di Pontren Nurul Falah, Air Mesu, Bangka Tengah.

“Sebagaimana kita ketahui Pondok Pesantren sebagai tempat menimbah ilmu dan menempah qolbu seorang anak. Artinya pendidikan di Pondok Pesantren itu penuh dengan kelembutan dan bukan sebaliknya justru kekerasan,” sesal Fery.

Kejadian ini pun menuai sorotan pula dari pihak DPD Badan Advokasi Indonesia (BAI) Provinsi Kep Bangka Belitung pimpinan Deny Widjaya SH. Bahkan tim BAI pun sampai saat ini senantiasa mengawal dan mengawasi setiap persidangan perkara kasus dugaan tindak penganiayaan terhadap santri Pontren Nurul Falah, Air Mesu. (Didi)

2 Comments
  1. Ardila says

    Zaman skrg trnyta media masa tu dk pcak dipercaya ok kredibelitas dari ap yg dbritakan. 😑
    Kode etik jurnalistik la cacat mncmpurkn antara fakta n opini tanpa cri tau kbneranny, berita yg sama skli tdk berimbang hanya karangan sblah pihak, itu pun tdk sesuai fakta lapangan.
    Untuk pmbca jadi lah pembaca yg pandai menyaring informasi.
    Saring dulu baru share.
    Jgn membenarkan ksahalahan.

  2. Apri says

    Ceritanya sudah membolak balikkan fakta, jauh dari apa yg terjadi, padahal anaknya yg sudah mencuri jutaan rupiah, ibunya hanya malu ketika anaknya kepergok maling jutaan rupiah. Mngkin menutup rasa malunya krna mreka kluarga berada, ya jdi nya dibuat sprti ini. Smoga anakmu akan merasakannya klk

Leave A Reply

Your email address will not be published.