BABELTODAY.COM, PANGKALPINANG – Mantan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung periode 2017-2022, Erzaldi Rosman Djohan, menegaskan komitmennya untuk terus mengembangkan program-program berbasis ekonomi biru. Program-program ini tidak hanya bertujuan untuk melestarikan ekosistem laut, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui sektor kelautan dan perikanan yang lebih berkelanjutan. Rabu (11/9/2024).
Erzaldi, yang dikenal sebagai tokoh dengan visi besar dalam pengembangan ekonomi daerah, menjelaskan bahwa langkah-langkah strategis telah disiapkan untuk mendukung program-program ini. Beberapa langkah yang menjadi fokus utamanya antara lain perluasan kawasan konservasi laut, pengembangan perikanan budidaya berkelanjutan baik di laut, pesisir, maupun darat, serta pengelolaan penangkapan ikan berbasis kuota.
“Kita tidak hanya bicara soal penangkapan hasil laut. Yang lebih penting adalah bagaimana kita mengelola ruang laut dengan bijak, sehingga dapat memberikan dampak positif bagi nelayan dan masyarakat pesisir,” ujar Erzaldi dalam keterangan pers pada Selasa (10/09/2024).
Mewujudkan Program Ekonomi Biru
Dalam wawancaranya, Erzaldi menjelaskan bahwa konsep ekonomi biru ini selaras dengan visi Pemerintah Pusat untuk memajukan sektor kelautan secara berkelanjutan. Di tengah tantangan global seperti perubahan iklim dan eksploitasi berlebihan sumber daya alam, pendekatan ini dianggap sebagai solusi yang efektif untuk menjaga kelestarian laut sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Program prioritas ekonomi biru yang digagas Erzaldi mencakup beberapa poin penting, mulai dari pengembangan kawasan konservasi laut hingga pengawasan dan pengendalian pesisir serta pulau-pulau kecil. Ia menekankan bahwa diperlukan sinergi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat dan daerah, agar program ini tidak hanya menjadi wacana semata.
“Keberhasilan program ini membutuhkan dukungan semua pihak. Pemerintah harus aktif melakukan intervensi agar program besar ini dapat terwujud. Salah satu yang perlu diperhatikan adalah bagaimana masyarakat dapat ikut ambil bagian dan menjadi lebih produktif melalui budidaya yang berbasis kawasan,” paparnya.
Penguatan Infrastruktur dan Teknologi
Selain aspek ekologi dan ekonomi, Erzaldi juga menyoroti pentingnya penguatan infrastruktur dan pemanfaatan teknologi dalam mendukung ekonomi biru. Menurutnya, teknologi monitoring sangat penting untuk melindungi pesisir dan pulau-pulau kecil dari ancaman kerusakan lingkungan. Dengan teknologi tersebut, pemerintah dapat memantau keadaan lingkungan secara lebih efektif dan segera menindaklanjuti jika ada indikasi kerusakan.
Lebih lanjut, Erzaldi juga menekankan bahwa perlu ada perbaikan sarana prasarana pelabuhan serta penanganan sampah plastik di laut yang kini menjadi salah satu ancaman terbesar bagi ekosistem laut. “Sampah plastik di laut adalah masalah serius. Kita perlu menangani ini secara serius, dengan dukungan infrastruktur yang memadai dan keterlibatan masyarakat,” ujarnya.
Penguatan kualitas sumber daya manusia juga menjadi perhatian utama dalam program ekonomi biru ini. Menurut Erzaldi, masyarakat pesisir harus diberdayakan melalui pendidikan dan pelatihan yang tepat agar mereka bisa memanfaatkan sumber daya laut secara berkelanjutan. Hal ini tidak hanya berdampak pada pertumbuhan ekonomi lokal, tetapi juga dapat meningkatkan daya saing sumber daya manusia di Bangka Belitung.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Erzaldi optimistis bahwa program ekonomi biru ini akan memberikan dampak positif yang luas, tidak hanya bagi Bangka Belitung, tetapi juga bagi perekonomian nasional. Dengan pengelolaan sumber daya laut yang tepat, Erzaldi berharap bisa terjadi peningkatan penyerapan tenaga kerja, penerimaan daerah, serta kesejahteraan masyarakat.
“Melalui pengelolaan potensi laut yang lebih baik, kita dapat meningkatkan kontribusi sektor kelautan terhadap pembangunan ekonomi nasional. Selain itu, hal ini juga akan berdampak langsung pada kesejahteraan para pelaku pembangunan di sektor kelautan, khususnya para nelayan dan masyarakat pesisir,” tambahnya.
Ia juga berharap agar masyarakat dapat lebih aktif terlibat dalam program ini, terutama dalam mengelola kawasan budidaya. Dengan demikian, masyarakat pesisir tidak hanya bergantung pada penangkapan ikan, tetapi juga dapat memanfaatkan potensi lain dari sumber daya laut yang lebih berkelanjutan.
“Harapannya, masyarakat bisa semakin produktif dan mandiri dengan terlibat dalam berbagai program budidaya yang kita dorong. Ini adalah peluang besar untuk mengubah perekonomian mereka menjadi lebih stabil dan berkelanjutan,” pungkasnya.
Keberlanjutan untuk Generasi Mendatang
Pada akhirnya, Erzaldi menekankan bahwa program-program ekonomi biru ini bukan hanya untuk kepentingan jangka pendek, tetapi juga untuk menjaga keberlanjutan ekosistem laut bagi generasi mendatang. “Kita harus berpikir jangka panjang. Laut adalah salah satu sumber daya terbesar kita, dan kita harus menjaganya agar anak cucu kita nanti bisa menikmati hasilnya,” ujar Erzaldi.
Ia juga menyatakan bahwa perubahan pola pikir dan perilaku masyarakat dalam mengelola sumber daya alam adalah salah satu kunci keberhasilan dari program ini. “Kita harus mulai membiasakan diri untuk berpikir lebih jauh ke depan, bukan hanya memikirkan keuntungan sesaat. Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk menjaga keberlanjutan alam dan ekonomi,” tutupnya. (KBO Babel)