BELITUNG, BABELTODAY.COM – Proyek bronjong yang dikerjakan oleh Satker PJN II Provinsi Babel di tiga kawasan jembatan di Kabupaten Belitung menjadi sorotan tajam setelah investigasi menyeluruh mengungkap dugaan kecurangan dan kegagalan konstruksi yang merugikan masyarakat. Berdasarkan temuan awak media yang melakukan penelusuran di lokasi, yakni Jembatan Air Sijuk, Air Tambak Udang, dan Jembatan Terong Satu di Kecamatan Sijuk, keberhasilan proyek ini dipertanyakan akibat sejumlah pelanggaran terhadap standar teknis dan indikasi kuat praktik KKN yang merajalela. Selasa (22/5/2024).
Dugaan kecurangan dalam pembangunan bronjong atau gabion ini mencakup berbagai aspek yang sangat mengkhawatirkan. Pertama-tama, penggunaan batu berukuran di bawah standar menjadi salah satu sorotan utama.
Batu yang digunakan dalam bronjong ini sebagian besar berukuran jauh di bawah 30 cm, padahal seharusnya memenuhi standar yang telah ditetapkan. Hal ini menimbulkan keraguan akan kekuatan konstruksi bronjong untuk bertahan hingga lima tahun, sebagaimana yang diharapkan dengan pengawasan dan perawatan yang tepat.
Selain itu, ditemukan bahwa pengerjaan ikatan bronjong tidak memadai, menyebabkan banyak kubus bronjong yang kurang padat dan sudah mengalami kerusakan yang signifikan.
Kubus bronjong yang menggunakan pancang kayu di dalamnya menjadi bukti nyata akan kecerobohan dalam penerapan standar konstruksi yang dapat merusak kualitas dan keandalan bronjong itu sendiri.
Reaksi dari pihak terkait terhadap temuan ini terbilang lamban. Meskipun perwakilan dari Satker PJN Wilayah II Provinsi Babel menyatakan akan mempelajari dan menindaklanjuti laporan ini, belum ada tindakan konkret yang diambil untuk memperbaiki situasi.
Sementara itu, masyarakat setempat, seperti Ali, menyoroti urgensi perbaikan proyek bronjong ini serta peningkatan pemantauan agar keandalan konstruksi dapat terjamin dan kerugian yang mungkin ditimbulkan dapat diminimalkan.
Ali, warga Belitung yang menyuarakan keprihatinannya terhadap kondisi proyek bronjong ini, menekankan pentingnya peningkatan kualitas pembangunan dan pengawasan yang lebih ketat agar praktik KKN dapat dicegah dan kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi dengan baik.
Dia juga mengingatkan agar pihak bertanggung jawab menjamin bahwa infrastruktur yang dibangun sesuai dengan standar teknis yang telah ditetapkan, sebagai langkah preventif untuk menghindari kerusakan yang berpotensi merugikan.
Dalam konteks ini, Ali menegaskan bahwa pembangunan yang dilakukan harus memprioritaskan integritas dan kualitas, serta meminimalkan celah untuk praktik KKN yang merugikan masyarakat.
Kerjasama yang kuat antara semua pihak terkait menjadi kunci dalam memastikan bahwa pembangunan infrastruktur berjalan sesuai rencana dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dengan baik.
Skandal proyek bronjong PJN di tiga kawasan jembatan di Belitung ini menjadi peringatan keras akan risiko yang dihadapi ketika praktek korupsi dan ketidaktaatan terhadap standar konstruksi merajalela.
Dalam upaya untuk membangun masa depan yang lebih baik, kualitas dan integritas harus ditempatkan di garis depan, sambil memastikan bahwa setiap proyek pembangunan memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat yang membutuhkannya. (KBO Babel/Tim)