BABELTODAY.COM (Jakarta) – || Pemerintah Indonesia memang serius dalam menangani logam tanah jarang (LTJ) atau yang dikenal dengan sebutan Rare Earth Elements (REE).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan pun berulang kali menyinggung terkait LTJ yang belum dimanfaatkan di dalam negeri.
Logam tanah jarang dinilai banyak diekspor secara ilegal, sehingga akan segera dilakukan penataan dan pemanfaatannya di dalam negeri.
Maka dari itu pemerintah sedang konsen terkait pemanfaatan LTJ di dalam negeri.
Keseriusan pemerintah terlihat dengan menerbitkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kepmenkomarves) Nomor 88 Tahun 2021 tentang Tim Koordinasi Pengawasan, Pengendalian, Penegakan Hukum dan Pemanfaatan Produk Samping Atau Sisa Hasil Pengolahan Komoditas Tambang Timah Untuk Industri Dalam Negeri.
Diketahui, saat ini pemerintah melakukan pembangunan pengembangan teknologi industri LTJ yang dilakukan bersama dengan enam pihak.
Sebanyak 6 pihak itu antara lain KemenkoMarves, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), PT Bersahaja, PT Rekayasa Industri (Rekind), dan PT Timah.
Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah Kemenkomarves Rofi Alhanif mengatakan kerja sama ini merupakan sejarah baru bagi Indonesia. Sebab pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Swasta dapat bekerja sama untuk membangun sesuatu yang baik untuk riset dan pengembangan.
“PKS ini betul-betul harus kita kawal dan mudah-mudahan sesuai target awal output dari PKS ini kita bisa mendorong hilirisasi untuk pengolahan monasit menjadi oksida LTJ yang bisa terlaksana,” kata Rofi, seperti dilansir detikNews.Com, Senin (10/10/2022).
Rofi berharap 2024 nanti Indonesia sudah memiliki demo plan yang bisa membuktikan anak bangsa dapat membuat teknologi pengolahan LTJ yang masih belum banyak di dunia.
“Ke depan logam ini akan penting dan strategis yang membuat akan menjadi rebutan banyak negara karena penerapannya untuk teknologi,” katanya.
Sebagai informasi, Logam Tanah Jarang (LTJ) atau yang dikenal juga dengan sebutan Rare Earth Elements (REE) sedang menjadi incaran banyak negara asing yang dapat dimanfaatkan untuk kemajuan dunia teknologi, maka dari itu pemerintah sedang konsen terkait pemanfaatan LTJ di dalam negeri.
Masyarakat Bangka Belitung patut berbangga dari sebanyak 6 stakeholder menandatangani perjanjian kerja sama dalam mengembangkan teknologi industri logam tanah jarang (LTJ). Salah satu yang ikut menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) ada Arbi Leo pengusaha asal Bangka Belitung CEO PT Bersahaja.
Kepada jejaring media ini, Arbi Leo mengungkapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh Pemerintah terkhusus atas inisiasi Kemenko Maritim dan Investasi, sehingga pihaknya bisa ikut serta mewujudkan pembangunan hilirisasi industri Monazite menjadi Logam Tanah Jarang, Uranium dan Thorium.
“Ketika ini berjalan maka akan menciptakan kemajuan berbagai industri di Tanah Air,” pungkas Arbi Leo dalam keterangan tertulis, Senin (10/10/2022). (KBO Babel)