Melok Menang

Opini oleh: Zen

0 1

BabelToday.com (Opini) – Melok menang adalah ungkapan yang menggambarkan seseorang atau kelompok yang tidak memiliki andil dalam sebuah perjuangan, tetapi ikut menikmati hasil kemenangan tersebut. Bahkan, mereka sering kali memanfaatkan kemenangan itu untuk meraih kekuasaan.

Fenomena ini jelas terlihat dalam Pilkada Kota Pangkalpinang tahun 2024, di mana banyak pihak sebelumnya mencemooh dan meremehkan gerakan Kotak Kosong.

Pada masa itu, sebagian besar tokoh dan masyarakat Kota Pangkalpinang menganggap bahwa menjadi relawan Kotak Kosong adalah tindakan sia-sia. Mereka beranggapan tidak mungkin Kotak Kosong dapat bersaing dengan pasangan calon tunggal yang didukung secara masif oleh semua partai politik dikota pangkalpinang. Namun, fakta berbicara lain. Kotak Kosong justru unggul di dua daerah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yakni Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka. Kemenangan ini menjadi bukti nyata bahwa masyarakat masih memiliki harapan dan keberanian untuk mempertahankan demokrasi.

Ironisnya, orang-orang yang dulu menertawakan gerakan Kotak Kosong kini mulai bermunculan, mencoba memanfaatkan kemenangan ini untuk berkompetisi dalam Pilkada ulang tahun 2025. Mereka tanpa malu menampilkan diri sebagai sosok yang demokratis, padahal sebelumnya mereka adalah bagian dari kerusakan demokrasi. Mereka berada di barisan pendukung pasangan calon tunggal, yang secara langsung melemahkan nilai-nilai demokrasi dengan menutup ruang bagi kompetisi yang sehat.

Sungguh memprihatinkan, mereka yang tidak pernah ikut berjuang menegakkan demokrasi di Kota Pangkalpinang kini dengan mudahnya mengklaim diri sebagai pahlawan demokrasi. Padahal, kemenangan Kotak Kosong adalah hasil dari keringat, kerja keras, dan keberanian para relawan yang sejak awal percaya pada kekuatan suara rakyat. Orang-orang oportunis ini hanyalah pecundang yang mencoba meraup keuntungan dari perjuangan yang tidak pernah mereka dukung.

Perlu disadari bahwa kemenangan Kotak Kosong adalah milik rakyat, bukan milik mereka yang hanya melok menang tanpa pernah terlibat dalam perjuangan yang sesungguhnya. Demokrasi harus dijaga oleh mereka yang benar-benar peduli, bukan oleh mereka yang hanya mencari keuntungan sesaat.

Demokrasi bukanlah panggung oportunisme, tetapi ruang untuk perjuangan dan keberanian membela kebenaran.

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat Kota Pangkalpinang untuk tetap waspada terhadap gerakan oportunis semacam ini. Jangan biarkan mereka yang dulu berkontribusi merusak demokrasi kini tampil seolah-olah menjadi penyelamat. Kemenangan Kotak Kosong adalah simbol perlawanan rakyat terhadap oligarki, monopoli kekuasaan, dan ketidakadilan. Semangat ini harus terus dijaga dan dirawat dengan baik.

Masyarakat harus selektif dalam mendukung calon pemimpin ke depan, terutama pada Pilkada ulang tahun 2025. Pilihlah pemimpin yang benar-benar lahir dari perjuangan demokrasi, yang memiliki rekam jejak keberpihakan kepada rakyat, bukan mereka yang tiba-tiba muncul hanya karena mencium peluang kekuasaan. Jangan biarkan suara rakyat yang telah memperjuangkan keadilan dirampas oleh mereka yang hanya melok menang.

Penting juga untuk terus mengingat siapa saja yang berada di barisan perjuangan sejak awal dan siapa yang justru berdiri di sisi yang berlawanan. Jangan mudah tertipu oleh retorika atau pencitraan kosong yang hanya bertujuan untuk merebut simpati tanpa dasar perjuangan yang nyata. Demokrasi yang sejati membutuhkan keberanian, komitmen, dan kejujuran—bukan sekadar klaim tanpa bukti.

Perjuangan ini belum selesai. Kemenangan Kotak Kosong adalah awal dari perjalanan panjang untuk memperbaiki sistem demokrasi di Pangkalpinang. Masih banyak tantangan yang harus dihadapi, termasuk mengawal proses Pilkada ulang agar tetap berjalan transparan, adil, dan bebas dari pengaruh pihak-pihak yang hanya mementingkan kepentingan pribadi.

Semoga masyarakat tetap teguh menjaga semangat demokrasi ini, agar Pangkalpinang menjadi contoh nyata bahwa kekuatan rakyat mampu mengubah arah sejarah. Karena pada akhirnya, demokrasi yang sehat adalah milik kita semua, bukan milik mereka yang hanya datang saat kemenangan sudah diraih.

————————————————————————————-
Penulis :
Muhamad Zen Aktivis Muda Bangka Belitung yang masih awam tentang dunia politik, yang punya hobi menulis dikala boring.

Zen juga sering menulis berbagai opini, sesekali tulisan kelahiran lubuk besar 12 Mei 1980 ini juga berceloteh soal politik lokal dan kritik sosial.

Leave A Reply

Your email address will not be published.