Foto : Ilustrasi tenaga medis. (net)
CHINA,BabelToday – Anal swab test atau metode tes swab melalui swab dubur kini tengah jadi perbincangan. Para dokter di Beijing You’an Hospital, China, saat ini menggunakannya untuk mendeteksi COVID-19.
Sebagaimana dalam berita yang dikutip dari situs : New York Post, Rabu (27/1/2021) disebutkan, metode ini digunakan setelah seorang bocah laki-laki berusia 9 tahun positif terinfeksi varian baru Corona dari Inggris pada bulan lalu.
Sebenarnya ini bukan pertama kali anal swab test digunakan. Metode ini sudah dipakai sejak beberapa waktu lalu, tapi kalah populer dari metode swab hidung dan tenggorokan.
Metode ini didasari oleh adanya temuan bahwa virus Corona bisa bertahan lebih lama di saluran pencernaan dibanding di saluran napas. Oleh karena itu, kemungkinan hasil false positive akan menjadi lebih kecil dengan anal swab test.
“Tentu saja, swab anal tidak senyaman swab di tenggorokan. Metode swab ini hanya digunakan untuk orang-orang yang tinggal di area karantina COVID-19 utama di Shanghai,” kata Li Tongzeng dari Rumah Sakit You’an di Beijing, yang dikutip dari New York Post, Rabu (27/1/2021).
“Ini akan mengurangi hasil tes false positive,” lanjutnya.
Risiko penularan COVID-19 lewat kentut
Seorang dokter dari Australia, Andy Tagg, pernah mengatakan adanya kemungkinan virus Corona bisa menular lewat kentut. Hal ini didapatkannya setelah menganalisis sampel feses yang diambil dari pasien COVID-19 pada awal 2020.
Andy mengutip hasil tes uji laboratorium yang mengungkapkan bahwa virus Corona terdeteksi di dalam tinja pasien. Namun masih perlu banyak bukti untuk memastikan apakah COVID-19 bisa menular lewat kentut atau tidak.
“Ya, SARS-CoV-2 bisa dideteksi dalam feses dan telah terdeteksi pada pasien tanpa gejala hingga hari ke-17 setelah terinfeksi,” kata Andy yang dikutip dari The Sun.
“Mungkin SARS-CoV-2 ini bisa disebarkan melalui kentut, tapi kita butuh lebih banyak bukti. Jadi, ingatlah untuk selalu pakai alat pelindung diri (APD) yang tepat dan aman,” lanjutnya.
Terkait hal ini, Direktur Klinis Patientaccess.com, dr Sarah Jarvis, menyanggah pendapat tersebut. Menurutnya, sangat kecil kemungkinan seseorang bisa tertular COVID-19 lewat kentut.
“Kemungkinan seseorang tertular virus karena mereka dekat dengan seseorang yang kentut sangat kecil. Anda jauh lebih mungkin untuk tertular melalui kontak dekat dengan seseorang yang batuk atau bersin, atau dengan menyentuh droplet di tangan ketika kamu menyentuh benda,” bantah Jarvis.
Hal ini menandakan anal swab test bisa mendeteksi COVID-19 pada seseorang. Namun sangat kecil kemungkinannya untuk virus Corona bisa menular lewat kentut dan perlu lebih banyak bukti untuk memastikannya. (*/red)