Foto : Kondisi alur muara Air Kantung Sungailiat saat ini semakin parah. (Yan)
BANGKA,Babeltoday.com – Kekecewaan masyarakat nelayan Sungailiat Kabupaten Bangka sampai saat ini semakin memuncak, hal ini lantaran kondisi alur muara Air Kantung, Singailiat kini kondisinya semakin parah hingga mengakibatkan sebagian besar nelayan tak bisa melaut guna mencari nafkah.
Selain itu diterbitkanya keputusan dam kebijakan Gubernur Babel mencabut izin lingkungan PT Pulomas Sentosa alhasil membuat perjalanan pendalaman alur muara Air Kantung Sungailiat kini semakin mengalamo lumpuh total bahkan semakin memperburuk sampai saat ini.
Kondisi ini pun akhirnya membuat pengurus Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Bangka jadi semakin gerah, terlebih kondisi alur muara setempat terdapat aktifitas atau kegiatan penambangan pasir yang dilakukan oleh perusahaan swasta.
Akibatnya pengurus HNSI Kabupaten Bangka kembali angkat bicara dengan tegas terkait soal alur muara Air Kantung sampai kini tak kunjung ada penyelesaian dari pihak pemerintah daerah.
“Tolong Gubernur pikirkan nasib nelayan ini. Sementara alur tidak ada penyelesaian yang pasti, sebaliknya kini muncul lagi perusahaan-perusahaan yang marak melakukan aktifitas penambangan pasir di alur setempat,” ungkap Suparman selaku wakil ketua II HNSI Kabupaten Bangka, Selasa (10/5/2022) siang.
Ditegaskanya lagi bahwa HNSI kabupaten Bangka akan selalu bersama para nelayan selama hak-hak nelayan Sungailiat belum terealisasi khususnya mengenai normalisasi alur muara Air Kantung Sungailiat.
Pernyataan senada diungkapkan oleh Heri Ramadani yang juga selaku pengurus HNSI Kabupaten Bangka (wakil ketua IIU). Pihaknya sendiri ditegaskanya sampai saat ini telah tetap merasa perihatin terhadap nasib para nelayan.
“Bahwa perusahaan baru ini hanya bersifat melakukan penambangan pasir. Hal ini sungguh menyedihkan. Kami dari HNSI Bangka ikut menolak pertambangan pasir. Atau perusahaan tambang pasir yang akan beroperasi di perairan Air Kantung Sungailiat sebelum alur muara di lokasi ini belum terselesaikan,” tegas Heri.
Sebaliknya menurut Heri jika pihaknya saat ini menilai jika perusahaan-perusahaan baru ini hanya untuk kepentingan menambang pasir saja.
“Tidak ada imbas kebaikannya baik bagi masyarakat setempat dn lingkungan. Mereka hanya semata-mata memikirkan bisnis mereka tanpa mienunjukkan dedikasinya pada nelayan pengguna alur selama mereka bekerja di situ. Nelayan hari ini benar-benar merasa sangat kecewa dan merasa di-PHP (diberi harapan palsu – red) dengan kebijakan Gubernur,” sesalnya.
Sejauh ini Gubermur Babel, Erzaldi Rosman masih diupayakan dikonfirmasi terkait aspirasi yang disampaikan pihak HNSI Kabupaten Bangka tersebut. (Yan)
Yan)